Senin, 17 Desember 2012

lOMBA MENULIS : Komplikasi Ide dalam Penanggulangan HIV/AIDS Di Indonesia


"tulisan ini saya dedikasikan untuk pemerintah dan pihak terkait yang telah bekerja keras dalam hal penggaulangan kasus HIV/AIDS di Indonesia. tulisan ini lebih menekankan ke inovasi ide karena saya ingin ambil ikut bagian dalam memberantas penyakit yang telah sistemik ini"

"dari 74 juta pemuda di Indonesia sebanyak 27 persen generasi muda terlibat dalam narkoba dan 20.9 persen terjerat dalam lingkaran pergaulan seks bebas. Ini bukan angka yang main-main, artinya sekitar 15 juta pemuda di Indonesia terlibat dalam kasus narkoba dan pergaulan seks bebas" (hal inilah yang mengilhami saya untuk membuat tulisan ini)
PEKAN KONDOM NASIONAL 2012
"KOMPLIKASI IDE DAN LANGKAH STRATEGIS PENGGULANGAN HIV/AIDS DI INDONESIA"
Latar Belakang
Saat ini sex bebas dan narkoba menjadi gaya hidup bagi sebagian pemuda di dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Tidak heran jika virus HIV dan AIDS di Indonesia merajalela. Dari total kasus HIV/AIDS di Indonesia yang dilaporkan pada semester pertama 2012 tercatat sebanyak 9.883 kasus HIV dan 2.224 kasus AIDS, 45 persen di antaranya diidap oleh generasi muda (Antaranews, 2012). Tentu hal ini menjadi tantangan sekaligus ancaman bagi bangsa Indonesia sendiri. Selain untuk menanggulangi para pemuda yang sudah terinfeksi HIV dan AIDS bangsa Indonesia juga dihantui oleh buruknya kualitas sumber daya manusia (SDM) terutama kalangan pemuda.
Bagaimana tidak dikatakan mempunyai kualitas yang buruk jika (BPS, 2010) menyebutkan bahwa dari 74 juta pemuda di Indonesia sebanyak 27 persen generasi muda terlibat dalam narkoba dan 20.9 persen terjerat dalam lingkaran pergaulan seks bebas. Ini bukan angka yang main-main, artinya sekitar 15 juta pemuda di Indonesia terlibat dalam kasus narkoba dan pergaulan seks bebas. Tentu ini menjadi ancaman tersendiri bagi bangsa Indonesia, terlebih lagi bahwa pemuda adalah sumber investasi yang berharga untuk estafet pembangunan negeri ini.
Jika kita melihat secara keseluruhan berdasarkan laporan (Ditjen PP & PL Kemenkes RI, 2012) mengatakan bahwa hingga September 2012 jumlah pengidap HIV dan AIDS mencapai 33.136 jiwa, dimana 22.147 jiwa adalah laki-laki, 10.904 jiwa adalah perempuan sedangkan sisanya belum diketahui (85 jiwa). Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2011 lalu, dimana kasus HIV dan AIDS berjumlah 28.757 jiwa.
Latar belakang kemajuan suatu daerah tidak menjamin daerah tersebut terhindar dari penyakit yang mematikan tersebut, justru daerah yang maju lebih rentan untuk terjangkit kasus ini. Hal ini sudah dapat dicerna, karena daerah maju tidak lepas dari hiruk pikuk globalisasi sehingga kecenderungan seks bebas dan narkotika akan lebih mudah diakses. Saat ini kasus HIV dan AIDS sudah menyebar di 33 provinsi di Indonesia, dimana kasus tertinggi periode September 2012 berada pada provinsi Papua dimana HIV 9,447 jiwa dan AIDS sebanyak 7,572 jiwa. Posisi kedua ternyata ditempati oleh ibu kota negara Jakarta dimana kasus HIV sebanyak 21,775 jiwa dan positif AIDS sebanyak 6,299 jiwa, yang kemudian disusul oleh Provinsi Jawa Timur dengan HIV 11,994 jiwa dan AIDS sebanyak 5,257jiwa. Sedangkan posisi terendah (urutan 33) adalah Provinsi Sulawesi Barat yang hanya terdapat 30 jiwa pengidap HIV tanpa AIDS.
Melihat kondisi dimana pemuda yang paling dominan dalam terinfeksi virus HIV/AIDS, belum lagi pergaulan pemuda yang tak kenal batas membuat saya sedikit terbersit untuk memberikan beberapa inovasi ide dalam penanggulangan kasus HIV/AIDS di Indonesia.

Dampak Kemajuan dan Ketertinggalan Suatu Daerah
            Tidak dapat dipungkuri kemajuan dan ketertinggalan suatu daerah akan berdampak pada kondisi masyarakatnya. Kemajuan suatu daerah pada dasarnya mempunyai dampak pada kualitas pada kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat, sarana dan prasarana yang lengkap, aksses informasi yang relatif mudah, begitu juga dengan akses penunjang sarana sosial lainnya seperti halnya kesehatan dan pendidikan yang begitu mudah. Namun daerah maju juga telah terkontaminasi dengan arus globalisasi. Jika suatu daerah dalam lingkup kecil, dan bangsa dalam lingkup yang lebih besar tidaak mempunyai filter yang baik maka daerah maju tersebut akan terkena berbagaai ancaman. Seks bebas dan pergaulan yang berlebihan hingga narkoba akan menjadi hal yang paling lumrah ditemui di daerah maju.
            Salah satu contoh daerah maju ini dapat dilihat dari kasus pengidap HIV dan AIDS di kota Jakarta. Dimana Jakarta merupakan provinsi tertinggi kedua dalam kasus HIV dan AIDS di Indonesia disusul oleh daerah maju lainnya Jawa Timur, Jawa Barat, Bali dan Jawa Tengah. Berdasarkan analisis saya pribadi hal ini disebaabkan oleh :
·         Arus globalisasi yang sangat terasa, karena pulau Jawa bisa dikatakan akses yang dominan dalam memajukan  negara Indonesia. Sehingga secara sisi negatif kebanyakaan masyaraakatnya terutama pemuda akan muda terpengaruh akan budaya asing yang masuk tanpa filter. Bagaimana tidak seks bebas sangat mudah ditemui di Pulau Jawa dimana baru-baru ini ditemukan kasus arisan seks pelajar di pulau Jawa. Belum lagi kasus narkoba yang tak tinggi di daerah maju ini
·         Kebanyakan yang terlibat dikasus pergaulan seks bebas dan narkoba di daerah maju berasal dari keluarga yang ekonomi minim. Sehingga memaksa dirinya untuk menjadi PSK, wanita penghibur di diskotik, dsb. Tidak hanya itu, seks bebas dan narkoba juga kerap kali terjadi dari keluarga yang broken home sehingga memaksa anggota keluarga untuk mencari kesenangan lain, sayangnya kesenangan tersebut berakhir pada diskotik, klub malam dan tempat prostitusi yang identik dengan narkoba dan seks bebas. Tidak heran jika kasus HIV dan AIDS di pulau jawa tinggi
·         Bagaimana dengan Bali, menurut saya Bali adalah manifestasi dari Indonesia karena Bali terkenal dengan pariwisata alam dan budayanya. Sehingga banyak para wisatwan asing yang singgah ke Bali, oleh sebab itu budaya asing sangat mudah masuk kesini, terlebih orang asing terutama barat menganut hokum seks bebas yang dilegalkan. Sehingga tidak heran jika bali berada diurutan ke emppat untuk angka HIV dan AIDS tertinggi di Indonesia.
Lantas apa hubungan daerah tertinggal dengan peningkatan kasus HIV dan AIDS di Indonesia, Papua contohnya. Berdasarkan data dari data (BPS, 2010) Papua adalah provinsi dengan penduduk termiskin di Indonesia. Tidak hanya miskin Papua juga merupakan provinsi yang masih terjaga keraifan lokal masyarakatnya, mulai dari berburu, cara berpakaian, hingga cara berhubungan seksual. Berikut analisis saya mengapa Papua menempati urutan pertama kasus HIV dan AIDS di Indonesia :
·         Papua adalah daerah yang minim informasi dan pengetahuan serta pendidikan, terlebih dalam hal seks edukasi, terutama masyarakat asli. Sehingga banyak masyarakat yang tak mengetahui akibat dari hubungan seksual yang tidak pada tempatnya. Barganti-ganti pasangan lazim terjadi, tanpa kondom dan hukum adat yang dianut tidak menujtun cara/teknik “berhubungan intim” yang baik agar tidak terjangkit virus yang mematikan ini.

Penanggulangan HIV/AIDS oleh Pemerintah Indonesia
(PP & PL KEMENKES RI, 2012) melaporkan bahwa dibeberapa kota besar pencegahan dan pengobatan dalam penanggulangan HIV/AIDS pada umumnya masih jauh dari harapan penanggulangan HIV/AIDS, sehingga berdampak pada meningkatnya orang terinfeksi dari tahun ke tahun, hal ini dapat kita ambil contoh Pada Tahun 1990 jumlah kumulatif secara nasional kasus aids terjadi 17 kasus, dan meningkat sampai dengan bulan Juni 2011 secara kumulatif terjadi 26.483 kasus. Proporsi kumulatif kasus AIDS tertinggi berada pada kelompok umur 20-29 (46,3%) diikuti dengan kelompok umur 30-39 tahun (31,4%) dan kelompok umur 40-49 tahun (9,7%), (laporan dari 300 kabupaten/kota dan 33 provinsi).
Hal yang paling banyak ditemui dalam penanggulangan kasus HIV/AIDS di Indonesia adalah :
·         Melakukan penyuluhan atau sosialisasi kepada remaja/pelajar terkait bahaya HIV dan AIDS
·         Membuat seminar-seminar tentang sex education bagi kalangan pelajar dan remaja
·         Meskipun sempat menuai kontroversi, yaitu pembagian kondom gratis di tempat-tempat lokalisasi, jalan raya, dsb.
Jika kita lehat ketiga langkah diatas disasarkan kepada usia remaja terutama kalangan pelajar, karena usia remajalah yang rentan akan terjerumus ke dunia pergaulan seks bebas dan narkoba yang akan berdampak pada terkena virus HIV/AIDS. Ketiga langkah tersebut adalah hal yang paling sering ditemui dalam penanggulangan kasus HIV/AIDS di Indonesia meskipun ada langkah lain misalnya, pendataan kasus HIV/AIDS, rehalibitasi orang yang positif HIV/AIDS dan pembinaan-pembinaan kepada penderita HIV/AIDS. Cukup kreatif langkah-langkah penggulangan HIV/AIDS yang dilakukan oleh pemerintah, namun sayang penderita HIV/AIDS dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan. Untuk itulah diperlukannya beberapa ide segar dari siapa saja yang diharapkan idenya mampu diadopsi oleh pemerintah sehingga dapat menyelamatkan asset bangsa yang paling berharga yaitu pemuda.

Inovasi Ide Komplikasi Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia
            Ide ini saya dedikasikan kepada pemerintah, pihak yang terkait dalam hal penaggulangan HIV/AIDS di Indonesia, masyarakat luas, remaja dan pemuda di seluruh negeri, karena pada dasarnya tanggungjawab prihal HIV/AIDS bukan tanggungjawab pemerintah saja melainkan kita semua.
            Inspirasi ide saya dapatkan dari ide-ide yang sudah ada namun ada sedikit inovasi, selebihnya memang ada terobosan terbaru. Ide muncul ketika saya mencermati bahwa orang yang terjangkit HIV/AIDS kebanyakan dari kalangan pemuda dan tidak memandang daerah tersebut maju atau tertinggal, miskin atau kaya. Oleh sebab itu perlu adanya ide yang tersistem dengan baik yang tersusun dalam program yang kompleks. Berikut komplikasi ide yang akan saya berikan :

1.Kemenkes Bina Remaja-Pemuda
Ide ini muncul karena melihat langkah penggulangan HIV/AIDS melalui penyuluhan dan sosialisasi maupun seks edukasi yang kurang efektif. Mengapa demikian, menurut saya hal ini hanya bersifat sementara, selesai sosialisasi maka para remaja dan pemuda akan “liar” kembali. Karena dampak dari penyuluhan dan sosialisasi tidak berkelanjutan alias hanya sementara.
Oleh sebab itu Kemenkes harus mempunyai simpul-simpul pembinaan remaja-pemuda di setiap daerah di Indonesia, baik daerah maju maupun tertinggal, baik di desa maupun di kota, dimana ada remaja dan pemuda di sana akan dibentuk simpul-simpul pembinaan remaja dan pemuda oleh kemenkes. Bentuk pembinaan bisa berbentuk monitoring (pengawasan), pertemuan rutin, pemberian project sosial kepada para pemuda dan remaja, sosial entrepreneurship, dsb. Dimana setiap bentuk pembinaan yang diberikan harus sampai pada tahap evaluasi. Yang pasti kegiatan pembinaan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada para remaja dan pemuda tentang bahayanya seks bebas dan narkoba, yang pada akhirnya diharapkan program pembinaan ini akan memberikan kesibukan tersendiri yang positif bagi remaja dan pemuda di seluruh negeri.
Tentunya untuk mewujudkan program ini, kemenkes tidak bisa berdiri sendiri, kemenkes perlu bekerjasama dengan berbagai pihak. Karang taruna hingga kemenpora saya fikir perlu dilibatkan dalam program Kemenkes Bina Remaja-Pemuda.

2.Program Wajib Tes Darah Sebelum Nikah
Ide ini muncul ketika saya melihat data bahwa pade periode September 2012 jumlah penderita AIDS yang berumur dibawah 1 tahun (< 1 Tahun) sebanyak 160 jiwa dan umur 1 – 4 tahun sebanyak 687 jiwa dan ini belum termasuk wilayah DKI Jakarta yang notabane-nya menduduki peringkat ke-2 nasional kategori penderita HIV/AIDS (Ditjen PP dan PL Kemenkes, 2012).
Umur yang sedemikian muda (tergolong bayi dan balita) sudah terinfeksi AIDS, bukan karena mereka sudah menggunakan narkoba atau melakukan seks bebas. Itu terjadi karena orang tua mereka mengidap penyakit atau virus HIV/AIDS, sehingga secara tak langsung tertular (lebiih tepatnya menurun) kepada anknya. Hal ini terjadi karena ketidaktahuan keduabelah pihak siapa yang membawa virus mematikan tersebut, apakah suami atau isteri.
Oleh karena itu pemerintah terutama Kemenkes harus berani mengambil kebijakan mewajibkan tes darah sebelum melakukan perkawinan, hal ini bertujuan untuk mencegah semakin tingginya angka penderita HIV/AIDS, terutama dikalangan bayi dan balita yang tak tahu apa-apa.

3.Program Seks Edukasi sejak SD
Seks edukasi menurut saya tidak hanya ditujukan kepada remaja dan pemuda namun juga kepada pelajar SD, hal ini karena sudah banyaknya anak SD yang terlibat kasus pelecehan seksual, merokok dan narkoba. Sudah saatnya anak SD turut menjadi perhatian kita semua. Hanya saja bentuk seks edukasi yang dikemas sedimikian rileks, dalam artian tidak mengandung unsure porno. Misalnya digunakan dengan menggunakan ular tangga. Dimana setiap gambar ular tangga diubah menjadi pengetahuan tentang seks, HIV/AIDS, dsb. Sehingga anak SD disamping belajar juga mendapat pengetahuan tentang seks yang benar dan HIV/AIDS.

4.Program Iklan HIV/AIDS yang “Menakutkan” dan Berkelanjutan
Maksudnya adalah pihak terkait yang pasti pemerintah membuat iklan layanan masyarakat tentang bahayanya HIV/AIDS, yang tidak hanya sekedar slogan, namun juga dalam bentuk visualisasi yang mengerikan. Misalnya dengan gambar atau tayangan orang yang terserang HIV/AIDS dengan penuh “borok/koreng”, menjijikan dan mematikan. Sehingga ketika masyarakat melihat tayangan iklan tersebut maka measyarakat secara tidak langsung takut  terjangkit penyakit tersebut, sehingga enggan untuk melakukan hal-hal yang dapat menimbulkan penyakit tersebut. Tentunya hal ini harus dilakukan secara berkelanjutan, tidak hanya sebatas iklan bulanan. Iklan ini harus berkelanjutan, misalnya harian selama tahuanan.
Jika ide yang satu ini merasa menyindir penderita HIV/AIDS karena iklan yang memvisualisasikan tayangan yang menjijikan dan mematikan, saya fikir ini tak masalah. Karena ada 240 juta jiwa lagi yang harus kita selamatkan agar tak tertular virus mematikan tersebut.

5. Bagi-Bagi Kondom Pada Tempatnya
Ini program lama dari pemerintah, hanya saja yang saya inginkan adalah tidak membagikan kondom pada sembarang orang (jalan raya, dsb) namun bagikanlah kondom pada tempatnya, misalnya ditempat lokalisasi, bila perlu sediakan ATM Kondom ditempat lokalisasi tersebut.

6. Satu Lokalisasi Satu Pemuka Agama
Mungkin dari sekian banyak ide yang saya tawarkan ide ini yang paling kontroversi. Namun hal ini yang paling efektif, asalkan ada “nyali” dan “mental” dari pemuka agama tersebut. Bagaimana caranya, mudah saja pemerintah harus mewajibkan bagi seluruh lokalisasi di Indonesia untuk melakukan kegiatan mingguan (rutin) misalnya dalam bentuk pengajian, ceramah mingguan, dll bagi seluruh pekerjanya. Siapa tahu dalam kegiatan pengkajian tersebut ada PSK yang diberi hidayah dan taubat, Insya Allah.

Langkah Strategis Perealisasian Ide
            Dalam pencapaian perealisasian ide tentu harus ada langkah strategis yang ditawarkan, menurut saya langkah strategis yang harus dilakukan adalah :
·         Program Kemenkes Bina Remaja-Pemuda harus bekerja sama dengan pihak terkait misalnya LSM, karang taruna hingga kemenpora. Selain itu program ini harus mempunyai kegiatan yang jelas, adanya evaluasi bulanan atau triwulan. Kegiatan yang saya tawarkan berupa monitoring (pengawasan), pertemuan rutin, pemberian project sosial kepada para pemuda dan remaja dan sosial entrepreneurship.
·         Tambahan dana dalam program Kemenkes Bina Remaja-Pemuda bisa diambil dari dana CSR perusahan yang berada di daerah masing-masing program pembinaan.
·         Program wajib tes darah sebelum nikah sebaikan di kongkritkan dalam bentuk UU, intinya harus ada paying hukum yang menaungi ini bisa bekerja sama dengan legeslatif alias DPR.
·         Program seks edukasi sejak SD harus bekerja sama dengan pihak SD, dimana pihak pemerintah melakukan penyuluhan seks edukasi dan pihak sekolah memonitoring anak didik mereka.
·         Iklan layanan masyarakat dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan produser yang handal, artis yang talenta, dsb. Iklan juga bisa bekerja sama denngan stasiun TV swasta maupun nasional. Tidak hanya iklan para stasiun TV dapat melakukan liputan berupa program kemenkes bina remaja-pemuda.
·         Program bagi-bagi kondom sebaiknya tidak hanya sebatas ceremony belaka, atau acara tahuanan saja. Bila perlu kemenkes menggarkan kondom gratis untuk dibagikan ketempat lokalisasi setiap minggu atau setiap bulannya.
·         Satu lokalisasi satu pemuka agama dapat dilakukan dengan cara perekrutan. Bila perlu dikemas secara entertain. Misalnya dengan “Kemenkes Mencari Ustad”, di mana ajang tersebut sama seperti ajang-ajang pencarian bakat lainnya. Jika dianggap terlalu berat, kemenkes hanya perlu membuat peraturan saja berupa mewajibkan setiap tempat lokalisasi melakukan kegiatan pengkajian mingguan bagi pekerjanya. Yang jika tidak dilakukan maka akan dikenakan sanksi.

Penutup
            Pada akhirnya peran untuk menyelamatkan bangsa bukan hanya tugas pemerintah, melainkan tugas kita semua. Tulisan yang lebih bersifat ke ide ini saya harap dapat memberikan sedikit masukan untuk pemerintah dan pihakl terkait dalam menanggulangi kasus HIV/AIDS di Indonesia. Untuk para pemuda saya harap untuk lebih meluangkan waktunya dalam hal yang lebih positif, berkarya, berprestasi.

Penulis :
Ahmad Daud Alamsyah
Mahasiswa Penyuluhan&Komunikasi Pertanian Universitas Sriwijaya
Fb        : Daud Alamsyah Al-farizi / Oob SiiSulung
Twitter            : @oob_siisulung

22 komentar:

  1. insya allah ide yang diberikan dapat bermanfaat bagi pemerintah, dan perangkatnya. saya fikir ide nya optomis bisa direalisasikan. Semangat kangizi. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. insya allah, yg ane harap sich tidak hanya pemerintah, namun semua :), makasih kang hasbi ,:)

      Hapus
  2. sebenarnya kasus HIV/AIDS ini adalah penyakit dari Allah SWT karena prilaku yang "bebas" kebablasan bagi umatnya yang melampaui batas, ane sangat sepakat dengan ide no.6 satu lokalisasi satu ustad, hehee, siapa tahu bisa tobat. semoga. tetap semangat menjadi manfaat ya kangizi :)
    semoga tetap menebar nilai kebermanfaatan. aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. insya allah gan, ketika berbagai pihak mau merealisasikan satu lokalisasi satu ustad, maka ane yakin setidaknya prostitusi dan lokalisasi dapat diminimalisasi secara tak langsung. makasih atas semangatnya gan :)

      Hapus
  3. berusaha menanggulangi HIV/AIDS adalah sebuah dilema,,

    saya setuju dgn pernyataan bahwa HIV/AIDS mrupakan penyakit dari Allah,, krna sbnarnya bagi Allah stiap pnyakit itu ada obatnya,,namun diberikannya penyakit itu adalah "PERINGATAN NYATA BAGI MANUSIA",,
    yang prlu diselamatkan adalah orang2 yg tidak berdosa,namun terkena imbasnya,,,
    mnurut saya point nomor 5 itu yg sangat dilema,jika niat baik akan disalah gunakan,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih dc, atas komentnya,
      terkait point ide no5, sayapun ragu sebenarnya menuliskannya, tapi ya saat ini nampaknya ide no5 yang paling mungkin untuk direalisasikan. namun demikian saya sepakat jika pada penggunaan dan pembagian yang bijaklah agar ide no5 ini tidak disalahgunakan.

      Hapus
  4. jannah, jannah, jannah, indonesia, megeriku...

    BalasHapus
    Balasan
    1. indonesia negeriku katanya-katanya, hahaa ,
      tq atas komentnta gan, :)

      Hapus
  5. woi bagus bung artikelnya,semoga bisa terbang ke afrika ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin, makasih gan. BTW gak ikutan nie. :-D

      Hapus
  6. semoga terealisasi oleh pemerintah gan kangizi . hhheee

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin. semoga saja, karena itu harapan kita bersama :)

      Hapus
  7. Nice.. Cuman berharap Kelak INdonesia.. jauh dari Narkoba dan HIV/AIDS baik dari narkoba ataupun sEx.. dan semoga rate di HIV/AIDS terus menurun. dan para pemuda-pemudi indonesia sadar akan bahayanya.. amin :D

    hehe

    BalasHapus
  8. Nice...

    Diharapkan Peran serta pemerintah, masyarakat, tokoh agama dan orang tua dalam membina pemuda pemudi dapat mengatasi permasalahan Narkoba dan HIV/AIDS tersebut....

    BalasHapus
    Balasan
    1. sangat kompleks memang, seluruh element masyarakat memang harus dilibatkan, makasih gan, :)

      Hapus
  9. menjadi mahasiswa solutif ya kk,,mantap ^_^
    smg bnr2 dpt memberikan solusi dalam menangani penyakit ini karena akan berdampak pada penyelamatan generasi perubah bangsa ini yaitu pemuda..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hanya mencoba mengaplikasikan fungsi mahasiswa sebagai agen of change, hehee...
      aamiin, karena pemuda adalah asset yg tak ternilai harganya :)

      Hapus
  10. ane spakat gan dngan ke6 ide yg agan tawarkan, semoga saja pemerintah kita bijak dan mau menerima revolusi ide pencegahan hiv/aids yg agan tawarkan.
    Semangat bekarya terus gan. :*

    BalasHapus
  11. Benar apa yang telah tertera di dalam artikel di atas bahwa gejala yang ditimbulkan hiv tersebut adalah sangat miris dengan kamatian....
    tugas kita sekarang adalh mnjauhi yg namanya pendekatan2 yg menimblkn hiv seperti free seks dll,
    kpan lg indonesia mau berubah jika tidak di awali dari diri sendiri...

    E-mail:huda_muksin@yahoo.com
    oke gans...

    BalasHapus
  12. terima kasih gan, semoga Indonesia lebih maju dengan potensi pemuda2 yang kreatif dan berprestasi..

    BalasHapus